Pada zaman dulu di Nagari Padang Tarok Sumatera Barat , hidup sepasang
suami istri Rajo Babanding dan Sadun Saribai. Keluarga bahagia ini
dikaruniai 2 orang anak, yang laki-laki bernama Mangkutak Alam dan anak
perempuan bernama Sabai Nan Aluih. Sabai, adalah seorang gadis yang
cantik jelita, ramah dan pemberani. Ia pandai menari, mahir mengerjakaan
pekerjaan perempuan seperti memasak dan menenun. Tapi ia juga pandai
beladiri dan memiliki pendidikan. Sayangnya, Mangkutak Alam sangat
berbeda dengan Sabai. Meskipun ia tampan tapi ia sangat sombong dan
pemalas. Kerjanya hanya berleha-leha, menyabung ayam, tidur dan
bermalas-malas sepanjang hari. Namun, Rajo Babanding sangat mencintai
kedua anaknya terutama Mangkutak Alam. Sementara itu di desa tetangga
bernama Kampung Situjuh, hiduplah Rajo Nan Panjang, seorang pengusaha
kaya di Kampung Situjuh, tapi terkenal licik dan menganggap semuanya
bisa dibeli dengan uang termasuk kekuasaan.
Mendengar akan kecantikan Sabai Nan Aluih, Rajo Nan Panjang mengutus perwakilannya untuk meminang Sabai kepada ayahnya Rajo Babanding. Maka diutuslah pengawal mewakili Rajo Nan Panjang menyampaikan pinangan kepada Rajo Babanding. Raja Babanding menolak mentah2 pinangan Rajo Nan Panjang, beliau tidak sudi memiliki menantu yang licik yang mendapatkan hartanya dengan cara-cara yang tidak bersih. Mendengar Rajo Babanding menolak lamarannya, Raja Nan Panjang amat marah. Ia mengingatkan Rajo Babanding akan tradisi yang ada di tanah Minang, yaitu apabila seorang ayah menolak lamaran dari seorang laki-laki maka kedua laki-laki ini harus berduel demi membela harga diri. Rajo Babanding sangat sadar akan konsekwensi ini dan tidak takut, bahkan untuk menjaga kehormatan keluarganya beliau menerima tantangan duel Rajo Nan Panjang untuk berlaga di Padang Panabuan. Namun sayangnya Rajo Nan Panjang berlaku licik dalam pertandingan tersebut. Ia menyuruh seorang anak buahnya untuk mengawasi jalannya pertandingan. Bila Rajo NanPanjang terjepit dan akan kalah maka ia menyuruh anak buahnya itu untuk menembak jarak jauh Rajo Babandiang. Akhirnya apa yang dicemaskan Rajo Nan Panjang terjadi juga, dalam pertandingan silat duel di Bukuk Panabuan itu, ia terdesak dan nyaris kalah dan anak buahnya yang telah bersiap-siap ditempat tersembunyi untuk mengarahkan moncong senjatanya ke arah Rajo Babandiang, akhirnya Rajo Babandiang tewas di arena pertandingan.
Seorang anak gembala memberitahukan kekalahan tersebut ke Sabai dan Ibunya yang berada di Rumah Gadang. Jelas berita ini amat menyedihkan mereka, kehilangan kepala keluarga. Sabai tidak menerima kekalahan tersebut. Sabai meneguhkan hatinya untuk membalas dendam atas kematian ayahnya tercinta, sementara Mangkutak Alam, masih sibuk dengan permainan menyabung ayamnya dan tak peduli dengan kematian ayahnya. Bahkan ia tak berniat untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Sebaliknya dengan Sabai, sekonyong-konyong Sabai seorang diri menyandang senjata dan pergi ke arena pertarungan Bapaknya melihat Rajo Nan Panjang yang masih bangga dengan kemenangan dengan cara licik itu. Sabai mengatakan tidak terima atas kematian ayahnya, lalu ia menantang Rajo Nan Panjang bertarung demi membalas kematian ayahnya.
Meski Rajo Nan Panjang membujuk Sabai untuk mau menikah dengannya tapi Sabai sudah berketetapan hati untuk membalas kematian ayahnya dan menolak menikah dengan orang yang sudah membunuh ayahnya. Seperti diketahui, Sabai juga belajar silat dan mahir dengan bela diri ini, ia merebut senjata yang dipegang anak buah rajo Nan Panjang yang telah menyebabkan kematian Bapaknya, dan mengarahkan ke Rajo Nan Panjang, maka tak heran kalo Sabai memenangkan pertarungan melawan Rajo Nan Panjang. Meski Sabai sudah tidak memiliki ayah lagi, tapi Sabai yang perempuan sudah berjuang dan sukses membela harga diri dan nama baik keluarganya. Bahwa perempuan yang lemah seperti kebanyakan pandangan orang selama ini tidak terbukti pada Sabai.
Mendengar akan kecantikan Sabai Nan Aluih, Rajo Nan Panjang mengutus perwakilannya untuk meminang Sabai kepada ayahnya Rajo Babanding. Maka diutuslah pengawal mewakili Rajo Nan Panjang menyampaikan pinangan kepada Rajo Babanding. Raja Babanding menolak mentah2 pinangan Rajo Nan Panjang, beliau tidak sudi memiliki menantu yang licik yang mendapatkan hartanya dengan cara-cara yang tidak bersih. Mendengar Rajo Babanding menolak lamarannya, Raja Nan Panjang amat marah. Ia mengingatkan Rajo Babanding akan tradisi yang ada di tanah Minang, yaitu apabila seorang ayah menolak lamaran dari seorang laki-laki maka kedua laki-laki ini harus berduel demi membela harga diri. Rajo Babanding sangat sadar akan konsekwensi ini dan tidak takut, bahkan untuk menjaga kehormatan keluarganya beliau menerima tantangan duel Rajo Nan Panjang untuk berlaga di Padang Panabuan. Namun sayangnya Rajo Nan Panjang berlaku licik dalam pertandingan tersebut. Ia menyuruh seorang anak buahnya untuk mengawasi jalannya pertandingan. Bila Rajo NanPanjang terjepit dan akan kalah maka ia menyuruh anak buahnya itu untuk menembak jarak jauh Rajo Babandiang. Akhirnya apa yang dicemaskan Rajo Nan Panjang terjadi juga, dalam pertandingan silat duel di Bukuk Panabuan itu, ia terdesak dan nyaris kalah dan anak buahnya yang telah bersiap-siap ditempat tersembunyi untuk mengarahkan moncong senjatanya ke arah Rajo Babandiang, akhirnya Rajo Babandiang tewas di arena pertandingan.
Seorang anak gembala memberitahukan kekalahan tersebut ke Sabai dan Ibunya yang berada di Rumah Gadang. Jelas berita ini amat menyedihkan mereka, kehilangan kepala keluarga. Sabai tidak menerima kekalahan tersebut. Sabai meneguhkan hatinya untuk membalas dendam atas kematian ayahnya tercinta, sementara Mangkutak Alam, masih sibuk dengan permainan menyabung ayamnya dan tak peduli dengan kematian ayahnya. Bahkan ia tak berniat untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Sebaliknya dengan Sabai, sekonyong-konyong Sabai seorang diri menyandang senjata dan pergi ke arena pertarungan Bapaknya melihat Rajo Nan Panjang yang masih bangga dengan kemenangan dengan cara licik itu. Sabai mengatakan tidak terima atas kematian ayahnya, lalu ia menantang Rajo Nan Panjang bertarung demi membalas kematian ayahnya.
Meski Rajo Nan Panjang membujuk Sabai untuk mau menikah dengannya tapi Sabai sudah berketetapan hati untuk membalas kematian ayahnya dan menolak menikah dengan orang yang sudah membunuh ayahnya. Seperti diketahui, Sabai juga belajar silat dan mahir dengan bela diri ini, ia merebut senjata yang dipegang anak buah rajo Nan Panjang yang telah menyebabkan kematian Bapaknya, dan mengarahkan ke Rajo Nan Panjang, maka tak heran kalo Sabai memenangkan pertarungan melawan Rajo Nan Panjang. Meski Sabai sudah tidak memiliki ayah lagi, tapi Sabai yang perempuan sudah berjuang dan sukses membela harga diri dan nama baik keluarganya. Bahwa perempuan yang lemah seperti kebanyakan pandangan orang selama ini tidak terbukti pada Sabai.
JTM Sportsbook and Casino Launches at Wynn Las Vegas
BalasHapusIt 출장샵 also offers the Wynn Resort and Encore Resort Las Vegas, and the Encore 동해 출장마사지 Tower 경상북도 출장마사지 Suite Salon. This luxurious resort features a 경상남도 출장마사지 king-size 밀양 출장마사지 bed,