Ketika membeli ponsel cerdas, komputer meja (desktop) maupun tablet,
kita sering mendengar istilah seperti AMOLED, IPS, PentTile, atau TFT.
Apakah deretan huruf-huruf istilah teknologi itu terlihat memusingkan?
Para produsen layar, baik itu untuk tablet, ponsel, TV maupun komputer selalu berusaha meyakinkan orang tentang keunggulan tampilan di produknya. Demi upaya tersebut, berbagai akronim dan istilah teknologi dilemparkan pada konsumen.
Pada dasarnya situasi ini sederhana. Anda mungkin hanya menghadapi tiga jenis utama layar digital, yaitu LCD, OLED dan Plasma. Berikut adalah rangkuman tentang beberapa jenis layar seperti diwartakan PC World, Selasa (10/4/2012).
1. Plasma
Zaman sekarang, layar plasma hanya ditemukan di HDTV berukuran sangat besar dan LCD pun tampak mulai menggantikan plasma. Layar jenis ini memiliki kontras yang baik, dengan warna putih terang dan hitam gelap. Reproduksi warnanya sangat baik serta memiliki sudut tampilan yang menakjubkan.
Layar plasma tidak banyak mengubah tampilan warna maupun pencahayaan saat Anda melihatnya dari samping. Selain itu untuk membuat layar ini dalam ukuran besar pun harganya relatif murah.
Plasma juga memiliki kekurangan yang membuatnya sulit diadopsi perangkat berukuran kecil. Layar jenis ini terlalu tebal, berat dan memakan banyak daya. Ditambah lagi terdapat kesulitan untuk memasukkan banyak pixel ke dalam plasma, sehingga perangkat berukuran kecil akan menderita resolusi rendah.
2. OLED
Organic light-emitting diode (OLED) adalah teknologi layar digital terbaru di pasar konsumer. Anda sering menemuinya di pasar dengan label AMOLED (active matrix organic light-emitting diode). Istilah active matrix berarti layar langsung mengendalikan nyala atau mati, terang atau redup setiap sub pixel.
Label tersebut bisa dikatakan tidak berguna. Pasalnya secara virtual, seluruh layar OLED dan LCD di perangkat konsumer masa kini menggunakan istilah active matrix dan tidak ada hal yang spesial di dalamnya.
Teknologi OLED menawarkan banyak kelebihan. Layar jenis ini memakan daya lebih kecil sekalipun dibandingkan dengan LCD paling hemat energi. Karena langsung memancarkan cahaya tanpa mengandalkan backlit, layar ini bisa berukuran sangat tipis.
Selain itu, layar OLED juga punya respons sangat cepat dengan kecepatan perubahan warna setiap pixelnya melebihi LCD tercepat. Blur dalam gambar bergerak jadi berkurang. Dilihat dari sudut manapun, layar jenis ini hanya memperlihatkan sedikit sekali perubahan kontras atau warna.
Kekurangan teknologi ini adalah harga produksinya yang lebih mahal ketimbang LCD atau plasma. Kemudian, tampilan warna biru pada OLED akan berkurang seiring waktu.
Bagaimana dengan Super AMOLED dan Super AMOLED Plus?
Keduanya hanya istilah pasar untuk variasi teknologi OLED standar. Perbedaan biasanya ditemukan pada sedikit variasi pola subpixel warna merah, hijau dan biru, atau mengintegrasikan lapisan sensitif sentuhan.
3. LCD (Liquid Crystal Display)
Ini adalah jenis layar paling luas digunakan. LCD biasanya ditemukan di mayoritas HDTV, desktop, laptop, tablet atau smartphone. Ada banyak jenis LCD yang digunakan, tapi hanya tiga kelas utama saja akan disebutkan di sini.
Pertama adalah LCD Twisted Nematic (TN). Layar ini mudah diproduksi secara massal. Responsnya cukup cepat dengan kecepatan terendah pada 2 milisekon. Meskipun belum secepat OLED, ini adalah yang tercepat di jenis LCD.
Respons yang cepat bisa mengurangi blur pada gambar bergerak. Sayangnya, gambar yang diproduksi panel TN juga berada di kualitas rendah. Spektrum warnanya tidak lebih banyak dari teknologi lain. Sudut pandangannya juga buruk, terutama bila dipandang dari samping bisa terjadi perubahan warna.
Kedua adalah LCD In-Plane Swithcing (IPS). Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh Hitachi pada 1996. Namun di masa kini, sebagian besar panel IPS diproduksi oleh LG. Ada beberapa variasi untuk LCD IPS ini, yaitu Super IPS, Advance Super IPS dan IPS Pro.
Kelebihan IPS adalah masing-masing subpixel warna merah, biru atau hijau bisa menampilkan tingkat kecerahan 8 bit, sehingga warnanya lebih akurat. IPS bisa menampilkan spektrum warna yang lebih banyak. Karena alasan tersebut pula banyak seniman dan fotografer yang mengidolakannya.
Sudut pandangannya juga lebih luas dan dilihat dari mana pun akan menampilkan warna yang tepat. Amazon Kindle Fire, iPad dan iPhone dari Apple, serta Asus Eee Pad Transformer adalah contoh yang memakai layar jenis ini.
Kekurangannya adalah kecerahannya tidak tampil lebih baik dari panel TN. Kemudian grafis yang bergerak di kecepatan tinggi kadang-kadang bisa meninggalkan jejak. Harganya juga masih cukup mahal.
Ketiga adalah LCD Vertically Aligned (VA). Kemampuan panel ini berada di antara IPS dan TN. Reproduksi warnanya lebih baik ketimbang panel TN dan bisa menampilkan kecerahan 8 bit per subpixel. Namun spektrum warna yang ditampilkan tidak sebanyak IPS. Sudut pandangannya pun lebih baik dari TN, namun tidak seluas IPS.
Para produsen layar, baik itu untuk tablet, ponsel, TV maupun komputer selalu berusaha meyakinkan orang tentang keunggulan tampilan di produknya. Demi upaya tersebut, berbagai akronim dan istilah teknologi dilemparkan pada konsumen.
Pada dasarnya situasi ini sederhana. Anda mungkin hanya menghadapi tiga jenis utama layar digital, yaitu LCD, OLED dan Plasma. Berikut adalah rangkuman tentang beberapa jenis layar seperti diwartakan PC World, Selasa (10/4/2012).
1. Plasma
Zaman sekarang, layar plasma hanya ditemukan di HDTV berukuran sangat besar dan LCD pun tampak mulai menggantikan plasma. Layar jenis ini memiliki kontras yang baik, dengan warna putih terang dan hitam gelap. Reproduksi warnanya sangat baik serta memiliki sudut tampilan yang menakjubkan.
Layar plasma tidak banyak mengubah tampilan warna maupun pencahayaan saat Anda melihatnya dari samping. Selain itu untuk membuat layar ini dalam ukuran besar pun harganya relatif murah.
Plasma juga memiliki kekurangan yang membuatnya sulit diadopsi perangkat berukuran kecil. Layar jenis ini terlalu tebal, berat dan memakan banyak daya. Ditambah lagi terdapat kesulitan untuk memasukkan banyak pixel ke dalam plasma, sehingga perangkat berukuran kecil akan menderita resolusi rendah.
2. OLED
Organic light-emitting diode (OLED) adalah teknologi layar digital terbaru di pasar konsumer. Anda sering menemuinya di pasar dengan label AMOLED (active matrix organic light-emitting diode). Istilah active matrix berarti layar langsung mengendalikan nyala atau mati, terang atau redup setiap sub pixel.
Label tersebut bisa dikatakan tidak berguna. Pasalnya secara virtual, seluruh layar OLED dan LCD di perangkat konsumer masa kini menggunakan istilah active matrix dan tidak ada hal yang spesial di dalamnya.
Teknologi OLED menawarkan banyak kelebihan. Layar jenis ini memakan daya lebih kecil sekalipun dibandingkan dengan LCD paling hemat energi. Karena langsung memancarkan cahaya tanpa mengandalkan backlit, layar ini bisa berukuran sangat tipis.
Selain itu, layar OLED juga punya respons sangat cepat dengan kecepatan perubahan warna setiap pixelnya melebihi LCD tercepat. Blur dalam gambar bergerak jadi berkurang. Dilihat dari sudut manapun, layar jenis ini hanya memperlihatkan sedikit sekali perubahan kontras atau warna.
Kekurangan teknologi ini adalah harga produksinya yang lebih mahal ketimbang LCD atau plasma. Kemudian, tampilan warna biru pada OLED akan berkurang seiring waktu.
Bagaimana dengan Super AMOLED dan Super AMOLED Plus?
Keduanya hanya istilah pasar untuk variasi teknologi OLED standar. Perbedaan biasanya ditemukan pada sedikit variasi pola subpixel warna merah, hijau dan biru, atau mengintegrasikan lapisan sensitif sentuhan.
3. LCD (Liquid Crystal Display)
Ini adalah jenis layar paling luas digunakan. LCD biasanya ditemukan di mayoritas HDTV, desktop, laptop, tablet atau smartphone. Ada banyak jenis LCD yang digunakan, tapi hanya tiga kelas utama saja akan disebutkan di sini.
Pertama adalah LCD Twisted Nematic (TN). Layar ini mudah diproduksi secara massal. Responsnya cukup cepat dengan kecepatan terendah pada 2 milisekon. Meskipun belum secepat OLED, ini adalah yang tercepat di jenis LCD.
Respons yang cepat bisa mengurangi blur pada gambar bergerak. Sayangnya, gambar yang diproduksi panel TN juga berada di kualitas rendah. Spektrum warnanya tidak lebih banyak dari teknologi lain. Sudut pandangannya juga buruk, terutama bila dipandang dari samping bisa terjadi perubahan warna.
Kedua adalah LCD In-Plane Swithcing (IPS). Teknologi ini pertama kali dikembangkan oleh Hitachi pada 1996. Namun di masa kini, sebagian besar panel IPS diproduksi oleh LG. Ada beberapa variasi untuk LCD IPS ini, yaitu Super IPS, Advance Super IPS dan IPS Pro.
Kelebihan IPS adalah masing-masing subpixel warna merah, biru atau hijau bisa menampilkan tingkat kecerahan 8 bit, sehingga warnanya lebih akurat. IPS bisa menampilkan spektrum warna yang lebih banyak. Karena alasan tersebut pula banyak seniman dan fotografer yang mengidolakannya.
Sudut pandangannya juga lebih luas dan dilihat dari mana pun akan menampilkan warna yang tepat. Amazon Kindle Fire, iPad dan iPhone dari Apple, serta Asus Eee Pad Transformer adalah contoh yang memakai layar jenis ini.
Kekurangannya adalah kecerahannya tidak tampil lebih baik dari panel TN. Kemudian grafis yang bergerak di kecepatan tinggi kadang-kadang bisa meninggalkan jejak. Harganya juga masih cukup mahal.
Ketiga adalah LCD Vertically Aligned (VA). Kemampuan panel ini berada di antara IPS dan TN. Reproduksi warnanya lebih baik ketimbang panel TN dan bisa menampilkan kecerahan 8 bit per subpixel. Namun spektrum warna yang ditampilkan tidak sebanyak IPS. Sudut pandangannya pun lebih baik dari TN, namun tidak seluas IPS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar